JAKARTA (AFP) – Ribuan orang telah melarikan diri dari lokasi gunung berapi Indonesia yang bergemuruh yang meledak untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, menyemburkan kolom asap dan abu besar, kata badan bencana pada Senin (30 November).
Evakuasi lebih dari 4.400 warga terjadi ketika Gunung Ili Lewotolok meletus hari Minggu, menyemburkan menara puing tebal 4 km ke langit, memicu peringatan penerbangan dan penutupan bandara setempat.
Letusan besar terakhir kawah adalah pada tahun 2017.
Tidak ada laporan cedera atau kerusakan akibat letusan di bagian terpencil kepulauan Asia Tenggara.
Tetapi pihak berwenang menyarankan warga untuk memakai masker untuk melindungi diri dari abu vulkanik yang menyembur dari kawah di Nusa Tenggara Timur – provinsi paling selatan Indonesia – dan waspada terhadap kemungkinan aliran lahar.
“Untuk meminimalkan dampak kesehatan dari abu vulkanik, disarankan agar orang memakai masker atau peralatan lain untuk melindungi mata dan kulit mereka,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Raditya Jati.
Zona larangan bepergian 2 km di sekitar kawah juga diperluas menjadi 4 km setelah letusan hari Minggu, sementara penerbangan disarankan untuk menghindari daerah itu ketika abu vulkanik menghujani bandara Wunopitu setempat, yang ditutup sementara.
Indonesia adalah rumah bagi sekitar 130 gunung berapi aktif karena posisinya di “Cincin Api”, sabuk batas lempeng tektonik yang mengelilingi Samudra Pasifik di mana aktivitas seismik sering terjadi.
Pada akhir 2018, sebuah gunung berapi di selat antara pulau Jawa dan Sumatra meletus, menyebabkan tanah longsor bawah laut yang melepaskan tsunami yang menewaskan lebih dari 400 orang.