Presiden Indonesia Joko Widodo menyerukan kesabaran karena sekolah tetap ditutup di tengah kekhawatiran Covid-19

JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) – Presiden Indonesia Joko Widodo telah meminta orang tua untuk tetap berhati-hati dan sabar terus membantu anak-anak mereka dalam pembelajaran jarak jauh, menunjukkan bahwa sebagian besar sekolah di seluruh negeri masih akan ditutup untuk sisa tahun ini di tengah pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.

Berbicara kepada publik selama peringatan virtual Hari Guru Nasional pada hari Sabtu (28 November), Presiden menegaskan kembali bahwa keselamatan setiap siswa dan staf sekolah adalah yang paling penting selama keadaan darurat virus corona saat ini.

“Saya menyadari bahwa ada banyak orang tua yang tidak bisa menunggu sampai sekolah dibuka kembali,” kata Joko, seperti dikutip Kompas.com. “Tapi kita perlu berhati-hati, karena kesehatan dan keselamatan adalah yang paling penting.”

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa sekolah-sekolah di seluruh nusantara masih akan diminta untuk menerapkan dan menegakkan protokol kesehatan yang berlaku begitu mereka diizinkan untuk dibuka kembali, sehingga dapat lebih membendung penyebaran virus corona.

Jokowi menyarankan agar orang tua membiasakan anak-anak mereka mematuhi langkah-langkah jarak fisik di sekitar rumah untuk memastikan kepatuhan selama kelas fisik di sekolah di masa depan.

“Kunci untuk mengendalikan (penyebaran) Covid-19 adalah disiplin kita,” kata Jokowi.

Dia menyampaikan apresiasinya kepada guru dan siswa, memuji mereka atas adaptasi cepat mereka terhadap pembelajaran online dengan bantuan teknologi komunikasi dan informasi.

Tantangan yang melekat pada pembelajaran jarak jauh, seperti interaksi terbatas antara siswa dan guru mereka, dapat diatasi dengan memperkuat peran orang tua dalam studi anak-anak mereka, katanya.

“Komunikasi dan kerja sama antara guru dan orang tua harus terus ditingkatkan,” kata Joko.

Sementara itu, seorang dokter spesialis paru telah mendesak warga Jakarta untuk lebih ketat dalam mengikuti aturan kesehatan karena mayoritas penularan Covid-19 di Jabodetabek berasal dari klaster keluarga.

“Beberapa laporan yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa sebagian besar kasus di Jakarta berasal dari klaster keluarga, di mana (anggota keluarga) membawa virus ke dalam rumah,” kata Dr Agus Dwi Sasonto seperti dikutip oleh Kompas.com.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa warga Jakarta perlu lebih memperhatikan risiko infeksi virus corona di antara anggota keluarga. Situasi klaster keluarga menimbulkan pertanyaan tentang perlunya memakai masker wajah di dalam rumah.

Menurut Dr Agus, melepas masker wajah di dalam rumah seharusnya baik-baik saja selama setiap anggota keluarga mengikuti protokol kesehatan yang ketat saat melakukan aktivitas di luar rumah.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *