SANAA (AFP) – Anak laki-laki kembar siam di Yaman yang dilanda perang berada dalam “kondisi kritis” dan membutuhkan perawatan di luar negeri, sebuah rumah sakit di ibukota Sanaa mengatakan pada hari Jumat (18 Desember).
Lahir dua hari sebelumnya, “kedua bayi itu sekarang dalam kondisi kritis”, menurut Dr Majda al-Khatib, direktur rumah sakit Al-Sabeen.
“Ekokardiogram menunjukkan bahwa masing-masing dari dua anak memiliki jantung mereka sendiri, meskipun posisi jantung salah satu dari mereka tidak normal,” katanya kepada AFP.
“Kapasitas rendah” fasilitas mencegah dokter menentukan secara akurat “organ mana yang terhubung”, tambahnya.
Ibukota Yaman telah dikendalikan sejak 2014 oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran, yang memerangi pasukan pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung oleh koalisi militer pimpinan Saudi.
Konflik telah menghancurkan layanan kesehatan yang sudah kekurangan sumber daya di negara termiskin di dunia Arab itu.
Bandara Sanaa ditutup untuk penerbangan komersial karena blokade udara yang diberlakukan oleh koalisi pimpinan Saudi.
Namun Dr Khatib mengatakan “pasti ada kesempatan bagi mereka (si kembar) untuk meninggalkan Yaman agar dapat dipisahkan jika pihak berwenang terkait bekerja sama”.
“Ini penting dan esensial.”
Dia mengatakan kementerian kesehatan sedang membela kasus mereka dengan organisasi internasional, termasuk PBB.
Pada Februari 2019, sepasang bayi laki-laki siam lainnya yang membutuhkan perawatan mendesak meninggal di Sanaa dua minggu setelah kelahiran mereka.
Penderitaan mereka telah memicu permohonan untuk perawatan medis mendesak di luar negeri.
Konflik Yaman telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menurut PBB.
Pada bulan Oktober, PBB mengatakan kekurangan gizi di kalangan anak-anak di negara itu telah melonjak ke tingkat tertinggi yang pernah tercatat di sana.