Manila (AFP) – Sedikitnya dua orang tewas dan ratusan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka yang terendam banjir di Filipina ketika hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor di kepulauan yang dilanda badai, kata para pejabat, Sabtu (19 Desember).
Gelombang besar menghantam sebuah desa pesisir di pulau Lapu-Lapu di provinsi tengah Cebu pada Jumat malam, memusnahkan puluhan rumah dan menyebabkan sekitar 290 orang kehilangan tempat tinggal, kata Walikota Junard Chan di Facebook.
Foto-foto yang diposting online oleh walikota menunjukkan tumpukan kayu dan bambu di dekat beberapa rumah yang masih berdiri setelah wilayah itu basah kuyup oleh hujan lebat.
Tim penyelamat mengambil mayat dua wanita tua yang tewas ketika tanah longsor melanda daerah kota Mahaplag sebelum fajar di provinsi terdekat Leyte, kata petugas polisi Racquel Hernandez.
Seorang anak laki-laki juga ditarik dari puing-puing rumahnya dan dirawat karena luka-lukanya, kata Hernandez kepada AFP.
Sekitar 1.500 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di pulau selatan utama Mindanao ketika banjir melanda 13 desa, kata Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional.
Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya memusnahkan panen, rumah dan infrastruktur di daerah-daerah yang sudah miskin.
Badai terbaru terjadi setelah serangkaian topan dalam beberapa bulan terakhir menghantam negara itu, merenggut nyawa 148 orang, menghancurkan ratusan ribu rumah, merusak tanaman komersial dan meninggalkan petak-petak negara tanpa listrik.