Wina (ANTARA) – Iran pada Kamis (9 Juni) memberikan pukulan yang hampir fatal terhadap peluang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 ketika negara itu mulai menghapus pada dasarnya semua peralatan pemantauan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dipasang berdasarkan kesepakatan itu, kata kepala badan itu Rafael Grossi.
Iran telah memperingatkan pembalasan jika Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara mengeluarkan resolusi yang disusun oleh Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman yang mengkritik Teheran karena kegagalannya yang berkelanjutan untuk menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di situs yang tidak diumumkan.
Resolusi itu disahkan oleh mayoritas yang menghancurkan pada Rabu malam.
Iran mengatakan kepada badan itu semalam bahwa pihaknya berencana untuk menghapus peralatan termasuk 27 kamera IAEA pada hari Kamis, yang “pada dasarnya semua” peralatan pemantauan tambahan yang dipasang berdasarkan kesepakatan 2015 melampaui kewajiban inti Iran kepada badan tersebut, kata Grossi pada konferensi pers.
Itu menyisakan jendela peluang tiga hingga empat minggu untuk memulihkan setidaknya beberapa pemantauan yang sedang dibatalkan, atau IAEA akan kehilangan kemampuan untuk mengumpulkan kegiatan nuklir Iran yang paling penting, kata Grossi.
“Saya pikir ini akan menjadi pukulan fatal (untuk menghidupkan kembali kesepakatan),” katanya tentang apa yang akan terjadi jika jendela itu tidak digunakan.
Sebuah laporan rahasia IAEA kepada negara-negara anggota pada Kamis malam yang dilihat oleh Reuters mengatakan inspektur IAEA telah melepas kamera IAEA di dua lokasi dan menempatkannya di penyimpanan di bawah segel IAEA di sana.
Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 telah terhenti sejak Maret. Kesepakatan itu memberi Iran bantuan dari sanksi ekonomi yang melumpuhkan dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya.
“Anda pikir kami akan mundur dari posisi kami jika Anda mengeluarkan resolusi di Dewan Gubernur (IAEA)? Atas nama Tuhan dan bangsa besar Iran, kami tidak akan mundur satu langkah pun dari posisi kami,” kata Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam sebuah pidato.